Info

Jumat, 26 Agustus 2011

Menapak Kembali Sejarah PT. Sri Rejeki Isman (sritex) Sukoharjo

Menapak Kembali Sejarah PT. Sri Rejeki Isman (sritex) Sukoharjo
PT Sri Rejeki Isman (Sritex) sekarang menjadi pabrik tekstil terpadu dengan  mesin paling modern. Dibalik semangat tinggi untuk inovasi, terdapat sebuah perjalanan panjang. Sritex dimulai sebagai sebuah perusahaan perdagangan yakni "Sri Redjeki" yang didirikan pada 1966 di pasar Klewer, Solo, Jawa Tengah, Indonesia. 
Perusahaan perdagangan kecil ini diperluas, dengan memproduksi kain yang dikelantang dan dicelup dalam pabrik pertama di Baturono 81A, Solo pada tahun 1968. Perusahaan ini terdaftar di Departemen Perindustrian Jawa Tengah pada 30 Agustus 1974 dan kemudian muncul dari U.D. (Usaha Dagang - Trading Company) ke sebuah PT (Perseroan Terbatas-Limited Company) berdasarkan Akta Notaris No.48 22 Mei 1978. Perusahaan telah secara resmi berubah nama menjadi PT Sri Rejeki Isman di 16 Oktober 1978. 
PT Sri Rejeki Isman kemudian memperluas pabrik untuk memintal dan menenun pada tanggal 8 Mei 1982. Pendiri PT.Sritex, H.M. Lukminto, berhasil menjalankan Sritex menjadi terintegrasi secara vertikal Textil dan Garment yang terdiri dari 4 unit pemintalan (Spinning), 5 unit penenunan (Weaving), 3 unit pencetakan-pencelupan (Dyeing Printing), dan 6 unit garment. Untuk menjalankan semua itu, PT Sri Rejeki Isman terletak di beberapa properti di area lebih dari 100 hektar dan mempekerjakan sekitar 13,500 orang.
Prestasi Sritex tidak hanya mencakup aspek bisnis. Sritex telah empat kali diberikan oleh MURI (Museum Rekor Indonesia). Pada tahun 1995 Sritex membuat rekor baru mengadakan upacara bendera yang diikuti  paling banyak peserta. Pada tahun 2007 Sritex dibuat 3 penghargaan MURI sebagai perusahaan yang:
-   Mempunyai desain lebih dari 3000 motif kain
-   Memproduksi seragam militer untuk 16 negara 
-   Paling banyak mengadakan  upacara rutin dalam setahun, setiap      tanggal 17.

Pengertian Anak Tuna Grahita


Mengenal Anak Tuna Grahita

PENGERTIAN TUNA GRAHITA
Penyandang Tuna Grahita adalah seorang yang mempunyai kelainan mental, atau tingkah laku akibat kecerdasan tergangu, adakalanya cacat mental dan cacat fisik sehingga disebut cacat ganda. Istilah anak Tuna Grahita diambil dari kata Children With Devolopmental Impairment, dan Impairment diartikan sebagai penurunan kemampuan dalam segi kekuatan, nilai, kuwalitas, dan kuantitas. Jadi anak Tuna Grahita adalah anak yang mempunyai kekurangan atau keterbatasan dari segi mental intelektualnya dibawah rata-rata normal, sehingga mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik, komunikasi, sosial, dan untuk itu memerlukan layanan pendidikan khusus.

Rabu, 24 Agustus 2011

Terbentuknya Karakter

Terbentuknya Karakter

Anak usia sekolah mempunyai sifat yang berbeda dari orang dewasa. Pencarian jati diri seorang remaja menimbulkan sifat kurang patuh dan penolakkan terhadap aturan-aturan yang ada. Salah satu penolakan anak sekolah di jalan raya salah satunya adalah pelanggaran helm pengaman, mungkin kelihatan repot, malas atau malu jika memakai helm pengaman. Kebiasaan buruk dan berbahaya bagi anak-anak sekolah apabila tidak segera ditertibkan maka akan menjadi suatu karakter dan budaya yang negatif bagi Kota Solo.

Banyaknya event-event berskala nasional dan internasional membuat Kota Solo semakin dikenal luas. World Heritage Cities yang sudah terselenggara dan diikuti Solo International Etnic Music (SIEM) menambah semaraknya Kota Solo. Dapat Anda bayangkan, jika ternyata di pagi hari Kota Solo sangat sibuk dengan pelajar yang melanggar helm pengaman dan seolah-olah “aman” di depan petugas. Jangan sampai orang luar menilai kita dengan predikat “ The most uncertenly country” atau negara yang paling tidak jelas sistem pengaturannya. Yang jelas salah dapat dibenarkan, tapi besok yang benar bisa disalahkan.

Keluarga dan orang tua harus membiasakan anaknya agar patuh dalam berlalu lintas, sebelum petugas lalu lintas yang menertibkan mereka. Satlantas Kota Solo diharapkan lebih cepat merespon fenomena ini, sehingga ikon Kota Solo sebagai “ The Spirit of Java” tidak ternoda dengan pelanggaran yang “legal” yang menyeluruh di setiap titik pos-pos polisi lalu lintasnya. Semoga.